Rindu,
rinduku hilang. Ku sirnakan harapan di masa lalu. Menyambut harapan baru dengan
senyuman. Tiba akhir tahun pelajaranku di sekolah dengan seragam abu putih. Ini
akhir namun awal dari impian baru. Sekian bulan aku menyendiri, menutup hati,
mematahkan harapan. Aku belajar mengikhlaskan yang harusnya jadi milikku,
merelakan yang ingin pergi dariku, melapangkan dada menerima kenyataan yang
ada. Aku seorang gadis dengan rasa yang selalu berlebihan terhadap seseorang.
Ini mungkin baik tapi bisa juga merapuhkanku.
Ketika
asaku terhenti oleh inginku, aku menyambut secercah cahaya yang menyilaukan
mataku. Aku melihat dia, lelaki disekolahku. dia lelaki berkulit putih, kurus,
berkumis tipis dengan mata yang menatap tajam. Dia terkesan sombong dan angkuh tapi
terlihat menyenangkan. Dia, Muhammad Tulus Mauludi.
Entah
bagaimana awalnya, kita saling mengenal. Tidak istimewa namun membuatku
penasaran. Dan tidak disangka pula singkat waktu kita pun merajut tali kasih.
Tepat pada tanggal 1 November 2009 meskipun hanya pernyataan pada pesan singkat
layar handphone.
Ikatan
berawal tanpa rasa sayang, bermodal penasaran ini begitu meragukan. Kita
menjalin hubungan ini mungkin hanya untuk mengisi waktu dan menyewakan hati
yang kosong. Rasa kesepian ini menarik kita untuk saling menghangatkan.
Penasaran pun tumbuh menjadi rasa sayang. aku lupa akan masa lalu yang dulu
begitu menyakitkan ketika menyayangi, dia memberi cahaya dihatiku yang dulu
gelap. dia menggenggam tanganku dan menyandarku dibahunya. dia kekasih baruku
dengan secercah cahaya untuk menerangiku. I love you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar