Kamis, 21 November 2013

Dia Benalu

Kita adalah penyatuan aku dan kamu. Aku dan kamu, berdua menjadi satu. Bukankah begitu? Lalu siapa orang ketiga? Akan jadi apa aku, kamu dan orang ketiga yang kusebut dia. Dia siapa, dia mau apa, dia untuk apa, dia darimana, dia dia dia orang ketiga. Aku pikir hanya akan ada aku dan kamu untuk kita. Dia merubah aku dan kamu, dia mengganggu kita, dia mencari celah untuk memisahkan kita, dia membenci kita, dia iri pada aku dan kamu.
Mengapa orang ketiga selalu ada, entah dia hadir untuk merebutku atau merebut kamu. Haruskah dia menjadi benalu untuk pohon cinta kita. Dia seperti iri melihat tumbuhnya bunga asmara pohon cinta kita. Dia berharap bunga asmara layu supaya tidak sempat berbuah bahagia. Dia meracunimu zat-zat mematikan yang dapat menghambarkan rasa sayangmu untukku. Dia menyirami kamu dengan pupuk kimia mengandung racun.
Aku sendiri walaupun masih ada kita. Aku meratapi pohon terkasihku, dia ingin menebangnya. Dia ingin sepertiku yang dapat berbunga indah. Aku sendiri, batangku terasa patah melihat kamu dengan dia. Bungaku dipetik oleh dia yang tak punya rasa keindahan. Aku sendiri disini, bertahan melihat kamu dan dia. Aku yakin, bungaku akan tumbuh lagi. Dia benalu, tidaklah kekal karna akan banyak orang disana yang membasminya. Aku hanya perlu nutrisi untuk tetap berdiri menantimu, aku hanya perlu sinar matahari untuk menghangkatkan kesepianku disaat kamu dibenalunya.  

Jumat, 17 Mei 2013

Rinduku Hilang

Rindu, rinduku hilang. Ku sirnakan harapan di masa lalu. Menyambut harapan baru dengan senyuman. Tiba akhir tahun pelajaranku di sekolah dengan seragam abu putih. Ini akhir namun awal dari impian baru. Sekian bulan aku menyendiri, menutup hati, mematahkan harapan. Aku belajar mengikhlaskan yang harusnya jadi milikku, merelakan yang ingin pergi dariku, melapangkan dada menerima kenyataan yang ada. Aku seorang gadis dengan rasa yang selalu berlebihan terhadap seseorang. Ini mungkin baik tapi bisa juga merapuhkanku.
Ketika asaku terhenti oleh inginku, aku menyambut secercah cahaya yang menyilaukan mataku. Aku melihat dia, lelaki disekolahku. dia lelaki berkulit putih, kurus, berkumis tipis dengan mata yang menatap tajam. Dia terkesan sombong dan angkuh tapi terlihat menyenangkan. Dia, Muhammad Tulus Mauludi.
Entah bagaimana awalnya, kita saling mengenal. Tidak istimewa namun membuatku penasaran. Dan tidak disangka pula singkat waktu kita pun merajut tali kasih. Tepat pada tanggal 1 November 2009 meskipun hanya pernyataan pada pesan singkat layar handphone.
Ikatan berawal tanpa rasa sayang, bermodal penasaran ini begitu meragukan. Kita menjalin hubungan ini mungkin hanya untuk mengisi waktu dan menyewakan hati yang kosong. Rasa kesepian ini menarik kita untuk saling menghangatkan. Penasaran pun tumbuh menjadi rasa sayang. aku lupa akan masa lalu yang dulu begitu menyakitkan ketika menyayangi, dia memberi cahaya dihatiku yang dulu gelap. dia menggenggam tanganku dan menyandarku dibahunya. dia kekasih baruku dengan secercah cahaya untuk menerangiku. I love you.