Pagi dingin berkabut, kabutnya
menutupi bangunan sekolah ditengah persawahan. Terkadang kabut ini memanipulasi
penglihatan, menyulap bangunan sekolahku hilang. Berjalan menuju gerbang kayu
seperti tak ada tujuan karna tertutup kabut. Yakin akan setiap langkah, ku
temukan bangunan minimalis itu.
Aku makhluk pertama yang selalu
menyapa kelas. Ruangan beraroma senyawa-senyawa kimia, berpenghuni
makhluk-makhluk pecinta ilmu alam yang selalu bertempur dengan rumus dan teori
sejagat alam raya.
Sendiri menunggu kawan belajar
seperjuangan. Duduk disampingan tembok kelas, bersandar menikmati udara sehat.
Berdiam memikirkan hal yang tidak tau untuk dipikirkan.
Ternyata rindu, aku rindu rasa
sebuah perasaan. Rindu merasakan rindu, rindu ingin bercanda tawa, rindu berbagi
suka duka, rindu merasa dimiliki, rindu bergenggaman tangan, rindu hangatnya
pelukan, rindu manisnya kecupan.
Seharusnya aku singgah dialur
ilmu sosial. Aku yang tidak tahan sendiri, sulit jika bertahan dengan sepi. Aku
makhluk ilmu alam, tetapi ingin rasa ilmu sosial. Aku terlalu rindu sosok yang
membuatku merasakan rindu ini. Aku rindu sosok seorang kekasih. Kekasih, kapan
kamu akan mengisi rindu-rinduku, layaknya soal-soal ujian pada anganku dikala
sendiri merasa sepi. Kekasih, datanglah..